Penerapan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode Naïve Bayes Dalam Menentukan Kualitas Bibit Padi Unggul Pada Balai Pertanian Pasar Miring
Abstract
Belum adanya pemilihan bibit padi berkualitas tinggiini menyebabkan pertanian saat ini pada Balai Pertanian Pasar Miring menjadi merosot kualitasnya. Untuk itu diperlukan perancangan sistem pakar dimulai dengan menganalisis tujuan dan rancangan aplikasi sistem dibangun untuk memahami kebutuhan pengguna sistem. Ruang lingkup permasalahan dalam proses pembudidayaan jenis bibit padi unggul dengan metode Naive Bayes yaitu penentuan kualitas jenis padi unggul dalam pembudidayaan ini menggunakan tujuh jenis bibit padi yaitu Mira, Ciherang, Mikongga, Cibogo, Sertani, Mapan, dan Inpari 43 Gsr. Dalam penentuan kualitas jenis bibit padi unggul berdasarkan dari 4 kriteria yaitu : kultur cuaca, produksi, serangan hama dan hasil panen. Data penelitian terdiri dari Data Bibit (Ciherang, Mikongga, Cibogo, Mapan P-05, Sertani 13, Mira, Inpari 43 GSR), Data Kriteria terdiri dari Kultur Cuaca Produksi (C2), Serangan Hama (C3), Hasil Panen (C4) dan 13 data training. Hasil perangkingan yaitu Kode, R2 Nama Bibit, Ciherang memperoleh Nilai Probabilitas 0.3334534 dengan keterangan Kualitas Baik, Kode R3 Nama Bibit, Mikongga Nilai Probabilitas 0.3334534.
pembahasan
Secara umum hasil padi yang berasal dari benih jenis Mapan 05, menghasilkan rasa nasi yang pulen dengan disertai wangi yang cukup baik. Bahkan beras yang dihasilkan bisa masuk pada kualitas premium. Ketahui juga oleh anda mengenai Tanaman Cabai Tiba-Tiba Layu untuk langkah pencegahan Selain itu juga dengan menggunakan benih dari mapan 05 usia dari padi relatif pendek bila dibandingkan dengan jenis padi lain yakni bekisar 113 sampai dengan 115 hari setelah melalui masa semai. Apabila setelah masa tanam maka hanya memerlukan waktu sekitar 85 sampai dengan 90 hari saja. Adapun kelemahan dari benih jenis Mapan 05, terletak pada rendemen berasnya, Hal ini dirasa cukup rendah apabila dibandingkankan dengan jenis padi yang lain. Rendahnya produktivitas padi sawah antara lain disebabkan oleh terbatasnya penerapan bibit padi unggul. Penggunaan bibit atau bibit unggul diakui telah menjadi satu faktor kunci keberhasilan dalam peningkatan produksi. Bibit unggul yang diperoleh dari varietas hasil pemuliaan tanaman disebut dengan bibit penjenis. Pemerintah telah menetapkan ketentuan pokok maupun pengawasan untuk menghasilkan bibit yang bersertifikat atau bibit sebar yang terjamin mutu, baik genetik dan kemurniannya.
TUJUAN
Tiga tujuan yang harus dicapai oleh pendukung keputusan, yaitu
1) Sistem harus dapat membantu manager dalam mengambil keputusan guna memecahkan masalah semi struktur
2) Sistem harus dapat membantu manajer, bukan menggantikannya
3) Sistem harus dapat mengingkatkan efetivitas pengambilan keputusan manajer. Komponen- komponen Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari:
- Data Management. termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).
- Model Management. Melibatkan model finansial, statistical, management science, atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.
- Communication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem.
- Kwonledge Management. Subsistem mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Kesimpulan
Setelah melakukan analisa terhadap sistem, kesimpulan hasil padi yang berasal dari benih jenis Mapan 05, menghasilkan rasa nasi yang pulen dengan disertai wangi yang cukup baik. dan beras yang dihasilkan bisa masuk pada kualitas premium ,pencegahan : Selain itu juga dengan menggunakan benih dari mapan 05 usia dari padi relatif pendek bila dibandingkan dengan jenis padi lain yakni bekisar 113 sampai dengan 115 hari setelah melalui masa semai. Kunggulannya Apabila setelah masa tanam maka hanya memerlukan waktu sekitar 85 sampai dengan 90 hari saja.